Jumat, 20 Desember 2013

Membuat Api Dari Air


Andrew Ellis, peneliti dari ITM Power menjelaskan bahwa alat ini sebenarnya adalah sebuahelektrolizer, yang dapat menggunakan arus listrik untuk memicu reaksi kimia yang tidak spontan. Air (H20) yang dimasukkan ke dalam alat ini dipisah menjadi hidrogen (H) danoksigen (O2). Hidrogen dan oksigen ini kemudian akan digunakan untuk menghasilkan api, yang kemudian bisa digunakan untuk las atau keperluan industri lainnya yang menggunakan api.
Teknologi elektrolizer biasanya menggunakan biaya yang cukup tinggi. Teknologi ini memerlukan bahan-bahan yang cukup mahal, salah satunya platinum. Para peneliti sedang berusaha untuk menjadikan teknologi ini lebih terjangkau.
Para ahli kimia saat ini sedang mencoba bahan baru untuk elektrolizer, dan bahan baru ini ternyata menunjukkan peningkatan performa alat ini. Mereka juga sedang meneliti bagaimana caranya mengurangi pemakaian platinum dan mencari bahan yang lebih murah yang bisa digunakan sebagai sumber daya. Penelitian ini telah berhasil memotong biaya yang cukup besar untuk alat ini.
Hidrogen dan oksigen yang terpisah aan digabungkan kembali untuk menghasilkan api yang lebih rendah suhunya. Api ini lebih mudah digunakan dibandingkan api yang dihasilkan dari campuran oksigen dan propana atau asetilen (gas karbit).
Seorang ahli las bernama Rory Olney mengatakan bahwa api yang dihasilkan alat ini jauh lebih halus dibandingkan dengan api dari campuran oksigen dan asetilen. Tidak ada titik panas dari api yang keluar dari alat pemercik, sehingga sinar silau yang dihasilkan tidak begitu berbahaya untuk mata, tidak perlu memakai kacamata hitam. Api yang dihasilkan melalui hidrogen lebih halus dan bersih karena adanya air yang dihasilkan dari pembakaran.
Tabung asetilen juga sangat berbahaya dan tidak mudah digunakan. Pemakaiannya juga dibatasi, tidak boleh digunakan di tempat yang berbahaya jika ada kebocoran gas. Terlebih lagi, api panas yang dihasilkan dari campuran oksigen dan asetilen juga memerlukan pengamatan ekstra ketika digunakan terhadap material sensitif seperti alumunium.
Nick Ludford, seorang peneliti TWI, membandingkan biaya penggunaan alat ini dan penggunaan gas asetilen. Karena alat ini tidak lagi memerlukan tabung gas, transportasi dan biaya asuransi, alat ini setidaknya 20 kali lebih murah. Saat ini, prototipe alat ini sedang di uji sepenuhnya oleh ahli las profesional di Inggris. Perusahaan kecil dan menengah akan dapat menggunakan alat ini ketika alat ini sudah dikomersilkan.
Keunggulan utama alat ini adalah pemercik api selalu dalam kondisi dingin karena api dihasilkan dibagian luar pemercik. Bahkan saat digunakan, pemercik dapat disentuh karena tidak panas. Setelah pemakaian, kita dapat menaruh pemercik dimanapun karena tetap dingin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.